Lagi-lagi Sang Guru memberikan pencerahan baru. Kalo mengenai kesalahan dalam memahami uang adalah rizki, itu sebelumnya sudah tahu. Seperti pada QS. At Taghaabun (64) : 15. "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar." Kini yang Ia lontarkan, "Benarkah kita memerlukan uang?". Semua terdiam. Hening. Tuk sesaat. Sang Guru meneruskan, "kesenangan". Kali ini agak bergemuruh. Seoalah ada penolakan.
"Apa definisi uang?". Sambil kembali bertanya.
"Sebagai alat tukar... ," semua menjawab serentak.
Sang Guru melengkapi, "Alat tukar yang resmi."
"Menukar dengan kesenangan-kesenangan", menambahkan.
Setelah penjelasannya. Byar. Seolah malam mendadak tersinari oleh sinar mentari pagi. Benar juga. Sebenernya yang kita cari dan inginkan ialah kesenangan. Kesenangan dunia. Hal membuat orang bisa terlena dan silau. Sekarang sebagian manusia telah memilih terpenjara olehnya. Bahkan diajarkan. Tapi bukan itu tujuan utama kita hidup. Untaian Cinta-Nya di QS. Adz Zaariyaat (51) : 56. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
Ah... hari ini bertambah lagi ilmuku. Suatu konsep baru. Bila disebutkan mencari uang. Layak untuk dikaji kembali. Sebab yang diperlukan ialah sesuatu. Dan dapat digantikan dengan kesenangan. Hanya saja saat sekarang "sesuatu" tersebut adalah uang. Akan berbeda ceritanya bila "sesuatu" telah berubah selain uang.
Jadi apakah kita memerlukan uang??? Bagaimana menurut Anda?????