AKU, sepenggal kata yang dapat dimaknai keegoisan, dengan menggunakan kata tersebut kita dapat meng-claim berbagai macam hal. Harta aku, hidup aku, kendaraan aku, "kekasih" aku dan hal-hal lain yang dapat dilabeli aku. Disadari atau tidak lingkungan sudah mematri dengan baik dalam benak kita. Tapi kini sepertinya terlalu banyak manusia mengaku-aku secara berlebihan dan melupakan hakikat sebenarnya. Itu merupakan perhiasan dunia yang bisa menjerumuskan sebagai "budaknya" atau menuntunmu lebih dekat dengan tuhan.
Perhatikan di sekelilingmu ketika mereka kehilangan apa yang telah dimiliki. Mereka sedih, marah, menjerit histeris dan beribu-ribu lainya berbaur sehingga menjadikan akal sehatnya sekarat. Mengapa harus meluapkan seluruh rasa? Mengapa harus dihadapi dengan kepanikan? Mengapa harus menganiyaya diri? Bila benar semua yang engkau punya adalah milikmu mengapa hal tersebut masih bisa lepas dari genggaman-genggaman erat tanganmu. Mana kekuasaan terhadap "benda-benda" yang telah engkau labeli aku? Hanya itukan caramu agar semuanya tak lepas?
Bukan... bukan... bukan... maksud dengan membunuh rasa itu karena kehilangan apa yang telah kita miliki, bila engkau merasa sedih, marah dan kesal tumpahkanlah sewajarnya. Maka pahamilah hakikat sebenarnya jadikan apa yang kita raih bukan sebagai tujuan melainkan sebagai jalan agar kita lebih dekat dengan-NYA. inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun.