19 Oct 2008

Apa adanya

Disudut, ruang dan waktu…….

Kita duduk sambil menuangkan pikiran. Banyak hal yang ingin disampaikan tapi kata-kataku tak bisa bersuara, aku hanya diam mendengarkannya. Sempat beberapa patah kata terucap tapi tidak bisa tersampaikan seperti yang ku mau. Saat itu aku seperti bukan diriku. Rasanya terlalu cepat. Bagaimanapun semua harus berputar.


Setelahnya pergi…….

Risau menjenguk dalam hati. Gelisah. Tidak tahu apa yang di khawatirkan. Sampai terlahir takut kehilangan. Padahal aku tidak pernah memilikinya. Sampai kapanpun. Tuhan hanya akan menitipkan padaku atau menitipkan pada orang lain. Dia mengamanahkan dirinya untuk orang yang sanggup mengembannya. Kalaupun Ia "memberikan" kepada ku, tentu Ia ingin menguji apakah aku sanggup menuntunnya atau tidak.


Apa adanya…….

Menyayanginya. Berarti memaklumi segala kekurangannya. Mencintainya. Berarti sejauh mana aku bersedia berkorban untuk dirinya tanpa melihat apakah akan dibalas seperti harapan atau tidak. Dia mahluk sempurna. Tercipta dengan dua sisi.


Bahagia…….

Menghitung untung rugi, itu kesenangan. Bila ku sanggup tetap positif dengan kondisi hitam dan putih yang menghapiri. Maka aku telah bahagia.


1 comment:

Anonymous said...

heheh..jadi inget cerita laila majnun, tapi intinya rasa itu ada karena ditiupkan ke hati kita. Kita ini ga lebih seperti sebuah penginapan, pengunjung seperti rasa, tinggal bagaimana cara kita tetap tersenyum pada pelanggan, dan membuatnya bahagia...dengan begitu bahagia akan menjadi warna penginapan kita...